Tidak Bahagia Saat Kaya Raya, 4 Konglomerat Ini Rela Tinggalkan Harta Demi Menjadi Biksu
Tidak Bahagia Saat Kaya Raya, 4 Konglomerat Ini Rela Tinggalkan Harta Demi Menjadi Biksu |
Namun, tak main-main juga pilihan hidup yang diambil oleh mereka. Hidup sederhana yang dimaksud berarti bukan hanya tidak menghambur-hamburkan uang, tapi juga mencari kedamaian. Dilansir dari berbagai sumber, keempat sosok ini rela meninggalkan harta bendanya demi menjadi rohaniawan. Ingin tahu siapa saja sosok tersebut? Mari simak ulasan berikut ini. BERITA UNIK
Barkha Madan, Model India yang Menyerahkan Karirnya Demi Menjadi Biksuni
Wanita berusia 43 tahun ini dulunya sangat terkenal di jagat hiburan Bollywood. Selain menjalani profesinya sebagai model, ia juga sering tampil di layar kaca sebagai presenter maupun pemain sinetron. Karir modelnya begitu melejit, sempat ia menjadi salah satu finalis Miss India pada tahun 1994 berjajar dengan Aishwara Rai dan Sushmita Sen. INFO MENARIK
Barkha sangat tertarik dengan pemahaman Buddha yang mengajarkan tentang kesederhanaan dan cinta kasih. Ia lalu membulatkan tekad untuk meninggalkan karirnya di jagat hiburan dan mulai menjadi biksuni di India pada akhir tahun 2012. Hingga kini ia masih menjalani profesinya sebagai biksuni dan mengganti namanya menjadi Ven. Gyalten Samten. Ia menyatakan bahwa hal tersebut merupakan keputusan terbaik yang pernah ia buat sepanjang hidupnya.
Liu Jingchong, Konglomerat Cina yang Berubah Haluan Menjadi Biksu Setelah Kecelakaan
Kecelakaan yang dialami oleh Liu Jingchong, pria asal Provinsi Guangdong, Cina ini membuat mobil mewahnya rusak tak terkira. Ajaibnya, kecelakaan tersebut tidak melukai dirinya sedikit pun, bahkan kulitnya tidak ada yang tergores. Diketahui bahwa ia adalah seorang pengusaha bidang manufaktur dan tekstil yang sudah punya nama, bukannya malah membeli mobil baru, Liu malah menginap di hotel dan membaca buku tentang ajaran Buddha.
Liu menyatakan bahwa hatinya tersentuh ketika membaca kalimat “harta hanya membuat menderita.” Ia akhirnya tersadar dan memutuskan untuk menyerahkan harta bendanya dan membeli rumah di dekat pegunungan. Ia juga menyatakan bahwa bukan berarti ia ingin hidup menyendiri, ia masih sangat dengan terbuka menerima jika ada teman-teman yang akan berkunjung. Netizen ada yang mau berkunjung ke Cina menemui Liu Jingchong? Siapa tahu masih kebagian harta kekayannya.
Ani Choying Drolma, Biksuni Sekaligus Musisi
Berbeda dari kedua biksuni dan biksu sebelumnya, Ani Choying Drolma lebih dulu memasuki profesi rohaniawannya. Ia menjadi biksuni di daerah pegunungan Nagi Gompa di Nepal sejak usianya 13 tahun. Di sana ia menyanyikan lagu-lagu yang berisi pujian dengan sangat indah hingga mendatangkan gitaris Steve Tibbetts ke Nepal dan mengajaknya untuk rekaman.
Sempat mendapat kontra bagaimana bisa seorang biksuni menjalani profesinya sekaligus sebagai musisi. Ia lantas menjelaskan bahwa semua penampilannya merupakan penyebaran ajaran Buddha dan ia menyanyikan lagu-lagu yang berisi pujian. Diketahui lagi sekian banyak tour dunia yang dilakoninya menghasilkan banyak uang, namun uang itu disumbangkan kembali untuk yayasan Buddha di Nepal.
Ting Tien, Tinggalkan Hidup Glamornya Demi Mencapai Kesederhanaan
Gadis muda asal Cina ini dikenal sering sekali mengenakan baju-baju glamor serta gaun ala desainer ternama yang disempurnakan oleh riasan make up di wajahnya. Ia selalu tampil maksimal ke mana pun. Lambat laun ia menyadari bahwa semakin ke sini ia merasa dirinya semakin dikuasai oleh kematerialistikan. Setelah lulus dari Universitas Qingdao, gadis ini memotong rambutnya hingga plontos, meninggalkan kehidupan glamornya, dan mendedikasikan hidupnya menjadi biksuni.
Tergolong masih cukup muda, gadis 24 tahun ini bercerita bahwa pilihannya dilandasi oleh tekadnya untuk lebih memahami soal hidup dan mati. Ia sekarang tinggal di Temple Xinlongdongzhi berlokasi di Provinsi Sichuan yang dikelilingi gunung bersalju setinggi 13.000 kaki. Ia pun mengganti namanya menjadi Caizhenwangmu dan menghabiskan hari-harinya bermeditasi serta memahami lebih lagi ajaran Buddha.
Mungkin bagi sebagian lain orang tidak mudah membuat keputusan untuk meninggalkan kehidupannya sekarang demi mengejar dunia surgawi. Namun, hal tersebut bukanlah sesuatu yang tidak mungkin. Kita berdoa saja agar dunia penuh dengan kedamaian meskipun masih banyak konflik yang mengatasnamakan agama.
Post a Comment