https://bit.ly/35b6ylF

Disebut Perompak oleh Mantan PM Malaysia, Justru Inilah Fakta Suku Bugis Seorang Pelaut Handal

Disebut Perompak oleh Mantan PM Malaysia, Justru Inilah Fakta Suku Bugis Seorang Pelaut Handal
Rupanya beberapa waktu yang lalu beberapa ahli budaya di Indonesia maupun Malaysia, sempat dibuat heboh. Pasalnya mantan perdana menteri Malaysia sempat salah ucap menyebut suku Bugis  adalah Perompak saat berpidato. Niat hati ingin mengomentari PM Malaysia, malah akhirnya akan berujung tindak pidana karena banyak menganggap hal itu sebagai isu SARA. TIPS KESEHARIAN

Namun sejatinya jika kita menengok masalah suku Bugis ini, sebenarnya mereka adalah para pelaut handal, bukan seorang perompak. Bahkan nenek moyang orang-orang Makassar ini malah ikut membantu memajukan teknologi navigasi dunia. Berikut fakta mengenai suku Bugis sebenarnya menurut para ahli sejarah. INFO MENARIK

Ucapan perdana menteri berujung pada isu SARA

Entah itu salah ucap atau memang dari dalam hati, perkataan mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohammad beberapa waktu yang lalu sempat mendapat kecaman netizen. Ya, pasalnya pria yang satu ini sempat melontarkan  pernyataan bahwa suku Bugis adalah para perompak dalam pidatonya. Sebenarnya kata-kata tersebut digunakan untuk mengkritik Perdana Menteri saat ini, yang dia anggap sangat tidak cakap dalam memimpin. BERITA UNIK




Namun buah dari perkataannya itu malah jadi bumerang, pasalnya para etnis Bugis di Malaysia dan Indonesia pun tersinggung karena ucapannya. Alhasil banyak pendukung etnis Bugis di Malaysia yang menuntut Mahathir Mohammad untuk minta maaf atau kalau tidak akan dipolisikan.

Suku Bugis adalah pelaut handal bukan seorang perompak

Sejatinya orang suku Bugis terkenal dengan kemampuan navigasinya sebagai pelaut bukan seorang perompak.  Hal itu pula yang mendasari banyak peneliti asing seperti Prof Ammarel dari Amerika yang rela pergi ke Makassar hanya untuk belajar mengenai Navigasi.




Sejatinya kemampuan melaut suku Bugis ini memang diwariskan secara turun temurun, sehingga sampai sekarang masih tetap terjaga. Bahkan di era yang sudah maju ini nama suku Bugis sebagai ahli pelayaran masih terkenal. Buktinya beberapa waktu yang lalu menteri Susi sempat memuji kehebatan para pelaut Bugis yang memang bisa ditemui di hampir di seluruh laut Indonesia.

Suku Bugis menyumbang andil dalam sejarah dunia

Rupanya kehebatan nenek moyang suku Bugis sendiri rupanya sudah terkenal bagi para peneliti dan ahli sejarah dunia. Dilansir dari The Australian, terdapat beberapa temuan relief atau gambar para pelaut dengan perahu pinisi khas Indonesia yang merujuk pada nenek moyang dari suku Bugis. Misalnya, pada pada lukisan Aborigin, ternyata ditemukan gambar-gambar yang merujuk pada nenek moyang para pelaut Makassar.




Di beberapa daerah di Madagaskar dan Afrika juga sempat ditemukan hal serupa. Ini membuktikan kalau memang kehebatan para suku Bugis dalam mengarungi samudra memang tidak terbantahkan lagi. Jadi jika dianggap sebagai perompak pastinya salah, mungkin saja ada oknum yang melakukan itu, namun bukan berarti semua suku Bugis bertindak sama.

Suku Bugis tersebar di berapa negara

Sejatinya suku Bugis tidak hanya ada di sekitar Makassar dan Indonesia, namun tersebar di beberapa negara di Asia Tenggara. Ya, baik di Singapura maupun Malaysia sama-sama memiliki etnis Bugis yang menetap di sana. Dan secara tidak langsung menyumbangkan budaya serta kemampuan navigasinya bagi daerah yang ditempati.




Banyak juga loh para keturunan Bugis yang akhirnya menjadi orang penting di negeri seberang sana. Tidak hanya PM Malaysia sekarang DS Najib Razak, bahkan raja Selangor pertama yang rupanya keturunan Opu Dg Cellak yang merupakan bangsawan Bugis. Hal ini semakin memperjelas hubungan kedekatan suku Bugis dengan beberapa negara di dunia.

Sejarah memang membuktikan kalau memang suku Bugis adalah para pelaut handal, bukannya seorang perompak. Ya, dari kejadian  mantan PM Malaysia ini kita bisa belajar untuk lebih bijak dalam berkata-kata. Kadang kalaupun berniat baik namun penyampaian salah juga bisa saja jadi bumerang buat diri kita.

Tidak ada komentar