Impianmu atau Impian Orangtua, Mana yang Akan Kau Pilih?
Impianmu atau Impian Orangtua, Mana yang Akan Kau Pilih? |
Seiring bertambahnya usia, impian itu berubah. Sebab kita menjadi lebih realistis dan banyak pertimbangan. Pertimbangan terkadang bukan berasal dari diri kita sendiri. Tetapi bisa juga berasal dari desakan orangtua. TIPS KESEHARIAN
Mungkin kamu merasa bingung harus mendengarkan kata hatimu atau mengikuti perkataan orangtua. Orangtua merasa berhak untuk melindungi anaknya dari kesengsaraan jika dia memilih pilihan yang salah.
Karena ketakutan tersebutlah terkadang orangtua suka memilihkan yang menurut mereka itu terbaik untukmu. Walaupun, kebanyakan dari kasus yang terjadi, pilihan orangtua belum tentu disukai oleh anaknya. BERITA UNIK
Misalnya saja orangtua menginginkanmu jadi seorang PNS, tetapi kamu maunya jadi pengusaha. Akhirnya, kalian bertengkar karena perbedaan pendapat tersebut.
Kamu merasa berhak untuk memilih jalanmu sendiri. Sementara orangtua merasa mereka berhak melindungi anaknya dari kegagalan. Tidak ada salahnya dengan kedua hal tersebut. Walapun mungkin kamu akan merasa jengkel karena mereka selalu ikut campur dengan keputusan yang akan kamu ambil.
Jika bingung harus memilih impianmu atau impian orangtua, sebaiknya kamu menyimak beberapa pertimbangan berikut ini.
1. Dengarkan kata hatimu.
Apa yang sebenarnya kamu inginkan dalam hidup ini, hanya kamu yang tahu. Mau dibawa ke mana jalan hidupmu, hanya kamulah yang bisa memutuskan. Orang lain hanya bisa berpendapat. Tentu kamu harus menanggung segala konsekuensinya.
Tapi, mana ada sih keputusan yang tidak ada risikonya. Karena setiap keputusan pasti akan menimbulkan reaksi yang berbeda. Akan selalu ada orang yang mendukungmu, dan akan selalu ada juga orang yang menentangmu. Tinggal bagaimana menunjukkan bahwa kamu bisa berhasil sukses dengan pilihanmu.
2. Berikan penjelasan kepada orangtua alasan kamu memilih impianmu.
Mimpi itu ibarat janji yang harus diikrarkan. Kamu harus memberi tahu kepada orangtuamu apa sih sebenarnya yang menjadi impianmu. Jika mereka tidak menyetujuinya karena alasan tertentu, kebanyakan adalah karena takut anaknya gagal.
Bisa jadi takut anaknya hidupnya tidak terjamin, anaknya jatuh miskin, harapan anaknya tidak akan berjalan lancar, pokoknya banyak karenanya deh. Jalan satu-satunya adalah kamu harus membuktikan melalui tindakan.
Tetapi satu hal yang harus kamu ingat adalah jangan menyerah di tengah jalan ketika memulai perjuangan untuk menggapai impianmu. Karena apa? Karena jika kamu menyerah, maka itu akan membuktikan bahwa perkataan orangtuamu adalah benar.
Berbeda pendapat dengan orangtua bukan berarti kamu harus membenci mereka dan menjadi anak yang durhaka. Mungkin kamu akan dicap sebagai anak yang membangkang pada awalnya.
Tetapi jika kamu mampu menunjukkan hasilnya kepada mereka suatu saat nanti, mereka akan bertepuk tangan dan memamerkan kesuksesanmu pada tetangganya.
3. Kebanyakan orang sukses menentukan pilihannya sendiri.
Seorang mahasiswa Harvard University pernah berkata kepada orangtuanya, "Suatu saat nanti aku akan tetap mendapat gelar itu".
Bertahun-tahun setelah itu, benar saja dia mendapatkan gelar kehormatan di kampus, tempat di mana dia pernah memutuskan pilihan yang membuat orangtuanya marah. Yaitu dropped out dari kuliahnya. Dialah Mark Zuckerburg, sang pendiri Facebook.
Mungkin bukan hanya Mark yang agak sedikit membangkang pada awalnya. Sebut saja pendahulunya Bill Gates yang merupakan orang terkaya di dunia. Orangtuanya kecewa karena keputusannya untuk hengkang dari kampus ternama demi sebuah project yang belum tentu membuat anaknya sukses.
Bahkan, Bill Gates yang saat itu mencintai pemrograman komputer harus rela mengais sampah sisa coretan perusahaan lain demi mendapatkan sebuah kode.
Tidak ada perjuangan yang sia-sia jika kamu tetap bertahan pada pendirianmu. Artikel ini tidak menyuruhmu untuk menjadi anak yang pembangkang. Tetaplah hormati orangtuamu karena mereka yang membesarkanmu dengan penuh cinta.
Mereka berbuat seperti itu yang terkadang dengan nada emosi mengucapkan, "Mau jadi apa kamu nanti!" hanya ingin memberikan pilihan yang terbaik bagi kehidupan anaknya. Tetapi hidup ini pun hanya sekali. Kamu harus bisa menahkodai kapalmu sendiri.
Jangan kamu menyesal jika di sisa akhir hidupmu kamu belum melakukan hal-hal yang kamu inginkan. Keputusan berada di tanganmu sendiri. Hanya kamu yang bisa menentukan mau dibawa ke mana hidupmu nanti. Pilihlah dengan bijak.
Post a Comment