https://bit.ly/35b6ylF

Kisah Sunardi, Mantan Penjaga Warnet yang Sanggup Intip Galaksi Dengan Teleskop dari Bahan Bekas

Kisah Sunardi, Mantan Penjaga Warnet yang Sanggup Intip Galaksi Dengan Teleskop dari Bahan Bekas
Seperti yang diketahui, peristiwa Gerhana Bulan Superblood Moon menjadi salah satu kejadian yang mendapatkan antusiasme tinggi di Indonesia. Beragam cara pun dilakukan untuk melihat momen langka yang terjadi 100 tahun sekali ini. Salah satunya dengan menggunakan teropong bintang. Sayangnya, selain harga yang mahal, teropong bintang tergolong barang eksklusif yang tidak dimiiki oleh setiap orang. BERITA UNIK

Namun hal tersebut nampaknya tidak berlaku pada sosok Sunardi. Berbekal kreativitas dan hobinya akan dunia antariksa, pria asal Cirebon, Jawa Barat tersebut, sanggup membuat sebuah teropong bintang sendiri. Alih-alih menggunakan bahan yang mahal, dirinya justru membuat teropong tersebut dari bahan-bahan murah dan gampang ditemui. Seperti apa kisahnya, simak ulasan berikut ini. INFO SPECIAL

Tertarik dengan dunia Astronomi sejak kecil

Keahliannya membuat sebuh teropong bintang bukan tanpa sebab. Semenjak usia SD, dirinya mengaku sangat tertarik dengan segala hal yang berbau tentang luar angkasa. Bahkan saking cintanya, ia sering keluar rumah di malam hari maupun pada saat subuh untuk melihat keindahan alam ciptaan Tuhan tersebut. TIPS KESEHARIAN



Menginjak usia SMP hingga SMA, Sunardi tetap mempertahankan hobi uniknya tersebut. Bahkan dirinya telah mampu membuat teleskop dengan bermodalkan kacamata bekas saat masih duduk I bangku SMP. Beranjak dewasa di bangku SMA, dirinya mulai memberanikan diri untuk membuat teropong dari sebuah paralon dengan menggunakan lensa kacamata. Perlahan, dari situlah wawasannya tentang pembuatan teropong semakin terasah.

Mantan penjaga warnet yang belajar otodidak dari internet

Kebiasaanya mencari informasi di Internet ternyata sangat menguntungkan dirinya. Sunardi yang merupakan lulusan SMK N 1 Kota Cirebon tersebut, ternyata pernah menjadi seorang penjaga Warnet di Cirebon. Hal ini dilakukannya setelah pulang merantau dari Jakarta pada 2006 silam. Dari kebiasaanya berselancar didunia maya itulah yang pengetahuannya terus bertambah.



Untuk menambah wawasannya dalam dunia antariksa, dirinya pun memutuskan untuk bergabung pada sebuah komunitas yang bias menampung hobinya tersebut pada 2015. Grup yang bernama teleskop making tersebut, mengajari dirinya banyak hal penting seputar tata cara pembuatan teropong bintang sederhana. Dari situlah dirinya bias membuat sebuah teleskop pertamanya dengan berbekal barang bekas seadanya.

Gunakan bahan bekas seadanya

Jika dilihat sekilas, teropong buatan Sunardi tersebut mirip dengan teropong profesional yang berharga puluhan juta. Tapi jangan salah, Sunardi justru membuat benda tersebut menggunakan barang-barang bekas yang justru bisa didapatkan dengan mudah. Tak hanya itu, dirinya juga mengolah berbagai bahan tersebut dengan peralatan sederhana seperti gergaji, gunting dan amplas. Tak jarang ia mengkombinasikan beberapa benda diluar bahan-bahan utama untuk membuat teleskop.



Barang-barang seperti paralon berbagai ukuran, segitiga, dan lensa fotokopi bekas, menjadi bahan utama untuk merakit teropong handmade buatannya. Dirinya bahkan menggunakan piringan Hardsik computer bekas sebagai pemantul bayangan pada teropong bintang buatannya. Berbekal bahan tersebut, dirinya secara otodidak, melakukan serangkaian proses trial dan error dalam waktu yang cukup lama. Bahkan, untuk keperluan zoom pada lensanya, Sunardi menggunakan dua buah roda mobil mainan yang diberi gir plastik.

Sempat kesulitan dalam proses pembuatan

Dalam proses pengerjaan, Sunardi mengakui bahwa membuat sebuah teropong bintang dari bahan yang sederhana cukup membuatnya kerepotan. Selain membutuhkan dimensi yang pas serta ukuran presisi, bahan-bahan tersebut juga harus memenuhi syarat agar bisa menjadi sebuah teropong bintang yang layak guna. Sempat mencoba diproses dengan bahan bekas, namun ternyata berpengaruh pada kemampuanya saat digunakan untuk mengamati sebuah obyek.



Ada tiga bahan yang diakuinya, cukup sulit jika dibuat sendiri dengan alat-alat bekas yang sederhana. Benda tersebut adalah lensa okuler yang berfungsi untuk memperbesar bayangan dan posisinya dekat dengan mata, finderscoop yang merupakan lensa kecil yang dipasangkan pada tabung utama, serta lensa objective yang berguna untuk membentuk bayangan pertama dan memperbesar bayangan dan posisinya dekat dengan obyek yang diamati.

Teleskop yang mampu intip Galaksi tetangga

Meski hanya dirakit dengan barang bekas dan kreativitas, kualitas teleskop buatan Sunardi ternyata tak kalah dengan buatan pabrikan professional. Hal ini dibuktikannya dengan beberapa gambar yang dihasilkan oleh teleskop buatannya. Tercatat ada Gugus Bintang Bola, Bulan, Matahari, dan Galaksi Andromeda. Saat itu, dirinya menggunakan teleskop dengan spesifikasi lensa okuler ukuran 20mm, finderscoop ukuran 4X, dan lensa objective yang dilengkapi dengan pembesaran hingga 25 kali.



Tak hanya itu, sejumlah planet pn tak luput dari pantauan teleskop rakitan sederhana miliknya. Planet-planet seperti Merkurius, Jupiter, Mars dan Saturnus, juga bias ditangkap dalam lensa teropong bintang Sunardi. Selain digunakan untuk melihat benda-benda angkasa, teleskop buatannya ternyata juga pernah ikut dalam kegiatan pemantauan hilal menjelang bulan puasa, Bersama dengan instansi terkait.

Tetap berkarya dengan membuat teropong berkualitas

Hingga saat ini, total Sunardi telah menghasilkan tujuh buah teleskop hasil rakitannya sendiri. Teropong bintang tersebut bahkan telah dikirimkan ke Sumedang dan berbagai kota lainnya. Untuk mewadahi kegiatan dan hobinya tersebut, dirinya juga mendirikan sebuah klub pecinta anstronomi yaitu Cirebon Astronomi Club (CAC).



Berbekal kreativitas dan informasi yang didapatnya di Internet, dirinya mampu membuat sebuah teleksop sederhana dengan harga yang terjangkau. Dengan biaya pembuatan sekitar Rp 500 ribu hingga 1 juta, kulitas teleskop miliknya diklaim mampu bersaing dengan teropong bintang buatan pabrikan professional yang berhrga sekitar Rp 3 juta.

Sosok Sunardi yang kreatif, menjadi bukti nyata seorang pemuda yang tak menyerah pada keterbatasan yang dimiliki. Berbekal kemauan sekaligus kecintaanya pada hobi, Sunardi yang pernah menjadi penjaga warnet tersebut, mampu membuat teleskop yang kualitasnya tak kalah dengan buatan pabrik. Kreativitasnya dalam mengembangkan sudut pandang dan sikapnya yang pantang menyerah, bisa menjadi inspirasi yang berharga bagi siapa saja diluar sana yang juga ingin berhasil meraih cita-citanya.

Tidak ada komentar