https://bit.ly/35b6ylF

Meski Hanya Seorang Tukang Parkir, 4 Sosok Ini Rela Lakukan Hal yang Belum Tentu Kamu Mau Melakukannya

Meski Hanya Seorang Tukang Parkir, 4 Sosok Ini Rela Lakukan Hal yang Belum Tentu Kamu Mau Melakukannya
Pelajaran bisa didapat dari mana saja. Tidak hanya berbekal pendidikan formal di sekolah, namun juga bisa lewat lingkungan sekitar. Jika sering mengamati keadaan di sekitar kalian, tanpa sadar hal tersebut bisa membawa pelajaran hidup yang berharga. TIPS KESEHARIAN

Contohnya saja, lewat keempat sosok ini. Mereka memiliki profesi yang sama, hanya seorang tukang parkir. Bukan profesi parlente yang patut dipamerkan memang. Namun, siapa sangka bahwa perjalanan hidup mereka membuat kita belajar bahwa di dunia ini, tak ada yang tak mungkin. Mari bersama-sama menyimak kisah mereka. BERITA UNIK

Pak Budi, Beri Pelayanan Ekstra Tanpa Biaya Tambahan

Di salah satu sudut Sleman, Yogyakarta, tepatnya di sebelah utara kolam renang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), terdapat sebuah warung. Terlihat deretan motor terparkir dengan rapi di sana. Tak ayal, memang warung tersebut ramai pengunjung. Namun, sosok yang eyecatching di sana justru bukan ibu warung, tapi sang tukang parkir. INFO MENARIK



Diketahui bernama Budi, ia tengah sibuk merapikan motor-motor yang terparkir sambil mengelap spion, helm, serta joknya. Dilansir dari kompas.com ia melakukan hal tersebut secara cuma-cuma. Biaya parkir berapapun diterimanya, asal ia sudah melakukan pelayanan yang terbaik, itulah visi misinya dalam bekerja.

Pak Puger, Rawat Anak-Anak Terbuang yang Mengidap HIV/AIDS

Masih di kawasan Jawa Tengah, kali ini terletak di Solo. Pak Puger, seorang tukang parkir yang memiliki 4 anak merasa terpanggil hatinya ketika melihat banyak anak pengidap penyakit yang tidak mereka kehendaki, terlantar di jalan-jalan. Ia lalu mendatangi mereka satu per satu untuk diajak tinggal bersama.



Ia memiliki sebuah rumah kontrakan, mungkin bisa juga disebut sebagai yayasan bernama “Rumah Lentera.” Rumah tersebut dikhususkan untuk menampung 11 ADHA (anak dengan HIV/AIDS). Pak Puger sendiri mengaku sulit mendapat persetujuan warga, apalagi biaya imunisasi mereka. Namun, “sudah panggilan jiwa,” katanya. Untuk biaya pengobatan tak cukup jika dari penghasilannya memarkir saja, untungnya pihak dinas kota dan provinsi bersedia membantunya.

Pak Bardi, Menabung Hingga Bisa Berangkat Haji

Agaknya, Yogyakarta memang penuh dengan tukang parkir budiman. Tidak hanya Pak Budi saja, kita juga bisa belajar dari Pak Bardi Syafii yang biasa mangkal di Jalan Mangkubumi, Yogyakarta. Demi bisa berhaji, ia dan istrinya menabung dari tahun 1985.



Meski hanya berpforesi sebagai tukang parkir, ia percaya bahwa sedikit demi sedikit lama-lama bisa menjadi bukit. Ia terus menabung pada sebuah kaleng meski penghasilan per harinya hanya berkisar Rp. 75.000-100.000. Namun, keajaiban itu nyata, Pak Bardi dan sang istri akhirnya berangkat haji pada tahun 2016.

Bang Jack, Mendirikan Sekolah Gratis

Banyak orang yang kadang apatis dengan pendidikan anak-anak kurang mampu. Meski beasiswa juga sudah banyak diberikan pemerintah, namun tidak semua anak Indonesia bisa merasakannya. Hal ini yang mendasari Bang Jack, seorang tukang parkir di Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjajaran (Unpad) untuk membuka sekolah gratis bagi mereka yang kurang mampu.



Selama 20 tahun ia gigih bekerja dan menyisihkan penghasilannya. Alhasil pada tahun 2012 silam, ia berhasil mendirikan sebuah TK dan TPA di Bandung, Jawa Barat. TK ini memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke bawah, sehingga untuk menuntut ilmu tak perlu mengeluarkan biaya sepeserpun.

Meski mereka bukan seorang CEO atau Ketua DPR yang penghasilannya bisa digunakan untuk mendirikan sekolah dalam sekali sentil, keempat sosok ini tetap berjuang untuk melakukan hal-hal sepele yang terkadang kita sendiri tidak ada niat untuk melakukannya. Kisah mereka membuat kita percaya bahwa apa pun yang kita lakukan dan miliki sekarang, asal punya niat dan percaya, maka akan benar-benar jadi kenyataan. Kalau tukang parkir saja bisa bikin sekolah, maka kita juga bisa melakukan hal yang sama.

Tidak ada komentar