7 Minuman Tradisional Beralkohol Khas Indonesia, Enak Lho!
7 Minuman Tradisional Beralkohol Khas Indonesia, Enak Lho! |
Minuman ini disajikan dalam upacara khusus atau momen spesial. Biasa juga untuk menjamu tamu, untuk mencairkan suasana keakraban. Apa saja minuman itu? INFO MENARIK
1. Sopi. BERITA UNIK
Sopi, minuman khas Flores dan Indonesia bagian timur lainnya. Sopi dihasilkan dari fermentasi enau atau aren, yang dalam bahasa ilmiah disebut arenga pinnata. Proses pembuatannya memakan waktu cukup panjang.
Air pohon enau atau sageru, dimasukkan ke wadah, dicampur dengan bubuk akar husor. Gunanya, supaya air itu tidak mengental menjadi gula merah. Setelah itu, air sageru dimasak hingga keluar uap.
Uap-uap yang jadi air dimasukkan ke bambu. Air itu didiamkan beberapa hari sampai kadar alkoholnya tinggi. Setelah dirasa cukup, air yang sudah menjadi sopi itu dipindahkan ke dalam botol.
Sopi bagi masyarakat Flores layaknya sebuah simbol kebersamaan. Biasanya sopi disajikan dalam momen-momen khusus, ritual, atau upacara daerah. Beberapa keluarga juga menghidangkan sopi untuk tamu-tamunya. Dalam kultur mereka, sopi dianggap sebagai minuman yang prestisius.
2. Tuak
Hampir setiap wilayah di Indonesia punya tuak. Salah satunya Lombok. Tuak Lombok dihasilkan dari bunga aren.
Pengerjaannya dilakukan di tengah hutan, dekat pohon-pohonnya. Pohon aren memang banyak ditanam di kawasan hutan. Butuh waktu semalaman untuk mengolahnya. Mulai dari menunggu sari-sari bunga keluar, hingga airnya mengalir memenuhi cawan atau ember penampung.
Air yang keluar itulah yang disebut sebagai sari bunga aren. Kemudian, sari bunga aren dicampur akar pohon bujur yang sudah dipotong-potong. Akar bujur memberi efek warna merah muda. Juga berperan meningkatkan kadar alkohol. Kadar alkohol tuak yang baru jadi berkisar 8 persen.
Setiap hari, pagi-pagi benar, para penjaja datang membawa jerigen kosong. Tuak dalam ember dipindah-lokasikan ke jeriken. Sampai di rumah, tuak akan disuling. Maksudnya supaya alkohol bereaksi meningkat.
Nantinya, tuak dijual dalam kemasan botol air mineral berukuran 1,5 liter. Per botolnya dihargai Rp 15-17 ribu. Tuak, bagi masyarakat setempat juga menjadi sebuah simbol kekerabatan. Dihidangkan untuk menjamu tamu atau diminum ketika berkumpul bersama kerabat.
3. Arak Bali
Kalau tuak memiliki kadar alkohol tak lebih dari belasan persen, arak Bali disinyalir punya kadar lebih tinggi, yakni mencapai 30-50 persen. Dalam takaran yang tak pas, arak bakal memabukkan. Namun, fungsi utama arak bukan untuk membuat orang mabuk.
Minuman ini dipakai untuk keperluan upacara adat dengan ritual tertentu. Sama seperti daerah lain, tujuannya untuk keakraban. Arak dibuat dari fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan. Umumnya, arak diminum dengan campuran, seperti jus atau sirup supaya rasanya lebih nikmat.
4. Ballo
Ballo adalah tuak atau araknya orang Sulawesi Selatan. Ballo terbuat dari pohon nipa. Bisa juga dibuat dari beras atau pohon lontar (ballo tala). Masing-masing memiliki nama yang berbeda.
Orang zaman dulu percaya, ballo dipakai untuk minuman perjamuan tamu-tamu kerajaan. Namun, makin ke sini, penikmatnya semakin meluas, tak terbatas kalangan. Mulai orang biasa hingga bangsawan gemar menikmati ballo. Kadar alkoholnya mirip tuak dan arak.
5. Swansrai
Minuman yang dihasilkan dari fermentasi air pohon kelapa yang sudah tua ini menjadi minuman khas orang Papua. Layaknya tuak dan arak, swansrai memiliki kadar alkohol lumayan tinggi, yakni berkisar 20-30 persen.
Swansrai banyak dijumpai di daerah Biak. Swansrai diminum untuk keakraban. Misalnya disajikan untuk tamu atau kerabat dekat yang datang ke rumah.
6. Cap Tikus
Pernah dengar minuman cap tikus? Minuman ini merupakan minuman tradisional orang Minahasa. Cap Tikus mengandung alkohol, sama seperti swansrai, tapi lebih tinggi. Yakni lebih dari 40 persen.
Memang, kadar alkohol tersebut tergantung dengan teknik penyulingannya. Makin sering disuling dengan baik, kadar alkoholnya makin tinggi. Cap Tikus dibuat dari air nira atau saguer. Mirip seperti sopi yang ada di Flores.
7. Lapen
Lapen adalah minuman dari Yogyakarta. Lapen sedikit keras lantaran dibuat dari cairan alkohol murni yang kadarnya mencapai 80 persen.
Cairan itu dicampur dengan air biasa dengan komposisi 1:4 atau 1:5. Baru setelahnya, lapen dicampur dengan cairan perasa buah-buahan. Di beberapa tempat, lapen dijual ilegal karena termasuk minuman keras.
Post a Comment